Berita mengejutkan di dunia pendidikan muncul minggu ini yaitu keharusan Pelaksanaan Unas Ulang bagi 315 siswa SMA 2 Kab.Ngawi dan 140 siswa SMA Wungu Kab. Madiun dan 17 SMA lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Seperti diberitakan di harian Kompas Minggu, 31 Mei 2009 dan di harian Jawa Pos bahwa Ujian Nasional Ulang ini diakibatkan adanya ketidaklulusan siswa di sekolah-sekolah tersebut dengan prosentasi yang sangat tinggi, bahkan mendekati 100% siswa tidak lulus. Konon menurut BSNP ketidak lulusan yang tidak wajar itu disebabkan beredarnya Kunci Jawaban Palsu melalui SMS satu hari sebelum pelaksanaan Ujian Nasional.
Kalau berita itu benar, sungguh ironis memang ditengah peningkatan mutu pendidikan yang terus digembar-gemborkan berbagai pihak ternyata siswa-siswa kita masih percaya terhadap beredarnya SMS palsu yang beredar sebelum hari H pelaksanaan UNAS. Padahal kalau dicermati secara mendalam pengamanan Naskah soal UNAS luar biasa ketatnya. Mulai dari Pencetakan, distribusi ke Kabupaten yang ditipkan lewat Polres, kemudian diambil dan dititipkan di polsek, baru setiap hari diambil dan dikawal polisi. Pelaksanaan Ujian di sekolah juga di jaga oleh polisi, TPI, dan pemantau-pemantau lainnya, sungguh ironis kalau masih bisa bocor.
Saya kawatir, jangan-jangan programnya BSNP yang tidak beres, sehingga BSNP mengadakan Ujian Ulangan bagi siswa-siswa tersebut. Kalau bukan kesalahan BSNP, kenaapa diadakan Ujian Ulangan bagi ke 17 SMA tersebut..? Lalu BSNP menggunakan dasar apa koq mengadakan Ujian Susulan...? Kita semua tidak tahu pasti apa sebenarnya yang terjadi, yang tahu pasti tentunya BSNP.
Dengan waktu yang sangat sempit apakah anak-anak kita bisa maksimal melaksanakan Ujian Nasional..? Padahal untuk menghadapi Ujian Nasional biasanya kita mempersiapkan anak-anak sejak bulan Desember atau paling tidak 4 bulan sebelum pelaksanaan UN. Kasihan anak-anak yang menjadi korban ... entah kesalahan siapa ini....?
Seperti diberitakan di harian Kompas Minggu, 31 Mei 2009 dan di harian Jawa Pos bahwa Ujian Nasional Ulang ini diakibatkan adanya ketidaklulusan siswa di sekolah-sekolah tersebut dengan prosentasi yang sangat tinggi, bahkan mendekati 100% siswa tidak lulus. Konon menurut BSNP ketidak lulusan yang tidak wajar itu disebabkan beredarnya Kunci Jawaban Palsu melalui SMS satu hari sebelum pelaksanaan Ujian Nasional.
Kalau berita itu benar, sungguh ironis memang ditengah peningkatan mutu pendidikan yang terus digembar-gemborkan berbagai pihak ternyata siswa-siswa kita masih percaya terhadap beredarnya SMS palsu yang beredar sebelum hari H pelaksanaan UNAS. Padahal kalau dicermati secara mendalam pengamanan Naskah soal UNAS luar biasa ketatnya. Mulai dari Pencetakan, distribusi ke Kabupaten yang ditipkan lewat Polres, kemudian diambil dan dititipkan di polsek, baru setiap hari diambil dan dikawal polisi. Pelaksanaan Ujian di sekolah juga di jaga oleh polisi, TPI, dan pemantau-pemantau lainnya, sungguh ironis kalau masih bisa bocor.
Saya kawatir, jangan-jangan programnya BSNP yang tidak beres, sehingga BSNP mengadakan Ujian Ulangan bagi siswa-siswa tersebut. Kalau bukan kesalahan BSNP, kenaapa diadakan Ujian Ulangan bagi ke 17 SMA tersebut..? Lalu BSNP menggunakan dasar apa koq mengadakan Ujian Susulan...? Kita semua tidak tahu pasti apa sebenarnya yang terjadi, yang tahu pasti tentunya BSNP.
Dengan waktu yang sangat sempit apakah anak-anak kita bisa maksimal melaksanakan Ujian Nasional..? Padahal untuk menghadapi Ujian Nasional biasanya kita mempersiapkan anak-anak sejak bulan Desember atau paling tidak 4 bulan sebelum pelaksanaan UN. Kasihan anak-anak yang menjadi korban ... entah kesalahan siapa ini....?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Posting :